Saga (Adenanthera
pavonina L.) dari Famili
Leguminosae merupakan tanaman asli
dari India yang
sudah beradaptasi lama dengan iklim di Indonesia. A. pavonina
atau yang dikenal dengan nama saga pohon hidup dengan baik di
tempat-tempat yang terbuka dan terkena sinar matahari secara langsung, baik di dataran rendah
maupun dataran tinggi pada ketinggian 1-600 m dpl (Heyne, 1987).
Pohon A.
pavonina memiliki manfaat yang serbaguna karena hampir semua bagian
tanaman dapat digunakan dan bernilai ekonomis. Batang
pohon A. pavonina dapat dimanfaatkan sebagai
bahan bangunan serta mebel. Selain itu, dengan nilai energi (6.628
cal/g) yang dihasilkannya, maka kayu A.
pavonina sangat baik untuk dimanfaatkan sebagai kayu bakar dan bahan pembuatan arang (Kurniaty et al., 2011).
Komposisi nutrisi (protein, lemak dan karbohidrat) biji A. pavonina relatif tinggi yang hampir sama dengan kacang kedelai. Penilaian terhadap kandungan protein menunjukkan kualitas yang baik, dengan asam amino esensial relatif lengkap dan menunjukkan konsentrasi tinggi (Oey et al.,1981 dalam Adimunca, 1988). Biji A. pavonina memiliki komposisi asam lemak tidak jenuh (82,24 %) yang lebih tinggi dari asam lemak jenuh (17,76 %) (Lembaha Kimia Nasional, 1983). Dengan kandungan asam lemak tersebut, biji saga pohon berpotensi sebagai sumber energi terbarukan (biodisel). Timnas Pengembangan BBN (2008) menyatakan bahwa saga memiliki potensi yang cukup menjanjikan sebagai biodiesel diantaranya karena daging biji yang mengandung 14-28 % minyak lemak yang tergolong Non Pangan. Selain berpotensi sebagai biodiesel, minyak dari biji A. pavonina sangat baik untuk mengobati penyakit dalam, kudis, luka-luka, pembuatan lilin, industri batik, dan bahan membuat sabun (Kurniaty et al., 2011).
Komposisi nutrisi (protein, lemak dan karbohidrat) biji A. pavonina relatif tinggi yang hampir sama dengan kacang kedelai. Penilaian terhadap kandungan protein menunjukkan kualitas yang baik, dengan asam amino esensial relatif lengkap dan menunjukkan konsentrasi tinggi (Oey et al.,1981 dalam Adimunca, 1988). Biji A. pavonina memiliki komposisi asam lemak tidak jenuh (82,24 %) yang lebih tinggi dari asam lemak jenuh (17,76 %) (Lembaha Kimia Nasional, 1983). Dengan kandungan asam lemak tersebut, biji saga pohon berpotensi sebagai sumber energi terbarukan (biodisel). Timnas Pengembangan BBN (2008) menyatakan bahwa saga memiliki potensi yang cukup menjanjikan sebagai biodiesel diantaranya karena daging biji yang mengandung 14-28 % minyak lemak yang tergolong Non Pangan. Selain berpotensi sebagai biodiesel, minyak dari biji A. pavonina sangat baik untuk mengobati penyakit dalam, kudis, luka-luka, pembuatan lilin, industri batik, dan bahan membuat sabun (Kurniaty et al., 2011).
Berdasarkan kemanfaatan
dari tanaman A. pavonina tersebut, maka perlu adanya pengembangan melalui kegiatan penanaman khususnya pada daerah-daerah
yang membutuhkan bahan bakar untuk
pengembangan industri atau daerah-daerah yang menghadapi keterbatasan dalam pasokan bahan bakar untuk kegiatan
rumah tangga.
Pengembangan saga pohon sebagai sumber
energi memerlukan pemahaman yang komprehensif dari teknik budidaya, teknik
produksi, hingga teknik pemanfaatnnya. Untuk mendukung penyediaan informasi
tentang teknik pengadaan bibit dan teknik produksi buah saga, maka diperlukan pemahaman
tentang potensi dan kendala produksi benih saga antara lain tahapan-tahapan perkembangan organ reproduktif, dan periode waktu yang dibutuhkan dari setiap tahapan
perkembangan tersebut, serta tingkat keberhasilan
reproduksinya. Pemahaman tentang
keberhasilan reproduksi dari saga diperlukan dalam menentukan strategi tentang jumlah
pohon, keragaman genetik dan kerapatan pohon yang diperlukan dalam rangka
pengembangan tanaman A. pavonina,
sebagai penghasil benih atau sebagai penghasil
biji dengan kualitas dan kuantitas yang optimal. Keberhasilan reproduksi dapat diprediksi dengan mengetahui proses
pembungaan seperti musim, waktu, periode dan juga intensitas dari pembungaan
dan pembuahan suatu jenis (House, 1977).
Daftar Pustaka
Adimunca, C. 1988. Keadaan
Fisiologis Hati Tikus Putih Strain LMR yang Diberi Ransum Biji Saga Pohon (Adenanthera pavonina Linn). Jurnal
Cermin Dunia Kedokteran Volume 51 : 20 – 24.
Heyne,
K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia III. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kehutanan. Bogor.
House, S. 1977. Reproductive Biology
of Eucalypts. In : Eucalypts Ecology, eds Williams, J.E dan J.C.Z. Woinarski,
Cambridge University Press. Cambridge.
30 -50 pp.
Kurniaty, R., A.A. Pramono., K.P. Putri dan R.U. Sianturi. 2011. Laporan Hasil Penelitian Program Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa
Kementerian Riset dan Teknologi Tahun 2011 (unpublish).
Lembaga Kimia Nasional. 1983. Hasil
Analisis Asam Lemak dari Minyak Biji Saga Pohon. Lembaga Kimia Nasional.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Bandung.
Timnas Pengembangan Bahan Bakar Minyak nabati. 2008.
Bahan Bakar Nabati, Bahan
Bakar Alternatif dari Tumbuhan Sebagai Pengganti Minyak Bumi dan Gas. Penebar Swadaya. Jakarta. Pp. 164
|
(Oleh
Kurniawati Purwaka Putri dan Agus Astho Pramono)
Tulisan ini merupakan
ringkasan dari bagian artikel berjudul:”Perkembangan bunga buah dan keberhasilan
reprodukai jenis saga (Adenanthera
pavvonina L.).
Baca artikel selengkapnya di http://www.seedtechs.net/2016/01/fenologi-saga.html
Baca artikel selengkapnya di http://www.seedtechs.net/2016/01/fenologi-saga.html
0 komentar:
Posting Komentar