Tahap perkembangan buah bambang lanang
Tahapan pembuahan dimulai setelah organ penyusun bunga (tepalla, benang sari dan kepala putik) layu dan gugur. Bunga yang gugur menyisakan bintil-bintil yang tersusun spiral pada bonggol berwarna putih kekuningan (kumpulan ovarium). Bagian ujung dari bintil terdapat sisa putik yang berwarna coklat. Bintil-bintil yang sudah terbuahi berkembang selama kurang lebih 60 hari menjadi buah yang matang, tahapan perkembangan buah dapat dilihat pada Gambar 1.Gambar (Figure)1. Tahap-tahap perkembangan buah(development stages of fruiting of bambang lanang) |
Buah yang sudah
tua atau matang ditandai dengan kulit buah yang berwarna merah muda kecoklatan dengan bintik putih. Setelah matang kulit buah terbelah dimulai dari ujung bonggol sampai ke pangal bonggol dan didalamnya terdapat biji yang
diselubungi daging buah (jaringan tipis yang menyelimuti benih) berwarna merah
muda (Gambar 2). Buah yang
sudah terbelah apabila tidak langsung dipanen akan jatuh ke tanah. Benih dilindungi
oleh kulit buah yang berwarna hitam dengan permukaan keriput dan keras (Gambar 2C).
Gambar 2. (a). Bonggol buah matang (panicle of fruits), (b). Buah matang (matured fruits), (c). Benih (seeds) |
Kaitan antara ukuran buah dengan jumlah benih
Pada
satu bonggol terjadi keragaman ukuran buah, dimana terdapat buah berukuran besar maupun buah
berukuran kecil dan bahkan masih terdapat bintil yang gagal berkembang. Keragaman
ukuran buah berhubungan dengan jumlah benih yang terkandung di dalamnya. Semakin besar ukuran
buah jumlah benih yang terbentuk di dalamnya semakin banyak (Gambar 3). Perbedaan
jumlah benih yang dihasilkan setiap buah mungkin disebabkan oleh perbedaan
jumlah ovul yang terbuahi selama proses fertilisasi.
Hasil
analisis regeresi menunjukkan adanya kaitan yang kuat antara ukuran buah dengan jumlah benih yang terdapat di dalamnya. Jumlah benih
paling berpengaruh kuat terhadap panjang
buah yang dapat dirumuskan dalam persamaan regresi linear log10(Jb) =
- 1.529 + 1.610 log10(P), dengan
R2=46,3%. Di mana P= panjang buah dan JB= jumlah benih. Jumlah benih
berpengaruh kuat terhadap panjang buah karena buah bambang lanang berbentuk
polong sehingga semakin banyak benih semakin panjang buah. Namun demikian,
semakin banyak benih juga berpengaruh terhadap lebar buah, karena, ketika buah
berisi banyak benih maka benih tidak tersusun berderet rapi tetapi cenderung saling
menumpuk (Gambar 3 d).
Gambar (Figure) 4. Hubungan antara ukuran buah dengan jumlah benih yang dihasilkan(Relationship between size of fruits and number of seeds) |
Fruit set bambang lanang
Perkembangan
buah dan jumlah benih yang dihasilkan dalam satu buah dapat dilihat pada Tabel
1.
Tabel 1. Rata-rata jumlah buah, jumlah benih dan jumlah buah yang tidak berkembang dalam satu bonggol(Average of fruits, seeds and undeveloped fruits of panicle)
No.
|
Jumlah bonggol
(Average number of observed cones)
|
Rata-rata jumlah bintil (organ ♀) /bonggol
(Average number of female gamet./cone)
|
Rata-rata jumlah buah/bonggol (Average number of fruits/cone)
|
Jumlah bintil yang tidak berkembang/
bonggol
(Average number of undeveloped fruits/cone)
|
Persen bintil yang gagal berkembang (%)
(The percentage of
undeveloped fruits)
|
Persentase jadi buah (fruit
set)
|
1
|
25
|
44,92 ± 11,36
|
18,88 ± 8,30
|
26,04 ± 9,39
|
57,97
|
42,03
|
2
|
20
|
40,25 ± 12,07
|
17,20 ± 7,73
|
23,60 ± 8,29
|
57,84
|
42,16
|
3
|
24
|
34,76 ± 10,72
|
14,67 ± 6,91
|
21,04 ± 8,21
|
58,93
|
41,07
|
4
|
30
|
42,60 ± 6,94
|
15,53 ± 5,21
|
26,50 ± 7,25
|
63,05
|
34,78
|
5
|
30
|
48,32 ± 5,41
|
21,03 ± 8,01
|
26,37 ± 10,11
|
55,63
|
44,37
|
Rataan
|
59,12
|
40,88
|
Dari Tabel 1 terlihat bahwa persen keberhasilan dari bonggol untuk menghasilkan buah lebih rendah dibandingkan dengan bintil yang gagal berkembang dalam bonggol. Rata-rata persentase terbentuknya bintil menjadi buah sekitar 40,88% sedangkan untuk bintil yang gagal berkembang sebesar 59,12%. Bintil buah yang tidak berkembang menjadi buah kemungkinan disebabkan sel telur (ovul) tidak terbuahi atau zigot yang gagal berkembang membentuk biji.
Bambang
lanang memiliki organ seksual hermaprodit. Fenomena umum dari tanaman
hermaprodit adalah menghasilkan ratio buah/bunga yang rendah (Liao et al., 2009, Holland et al., 2004). Persentase bunga (bintil)
yang menjadi buah pada tanaman bambang lanang rata-rata adalah sebesar 40,88%. Nilai
fruit set ini hampir sama dengan
tanaman hutan lainnya seperti Acacia
leucophloea dan Albizzia procera,
masing-masing 40% (Syamsuwida et al., 2011). Pembentukan buah (fruit set) dipengaruhi oleh banyak faktor yang berhubungan dengan
biologi reproduksi termasuk sistem penyerbukan dan perilaku pembungaannya.
Menurut Garibaldi et al. (2013)
penyerbukan merupakan faktor pembatas utama dalam produksi buah. Pembungaan
yang melimpah akan menarik hewan penyerbuk untuk mengunjungi bunga, selain itu ketersediaan
sumberdaya polen juga merupakan faktor yang penting dalam produksi buah (Cuevas
et al., 2014).
Posisi
bunga saat mekar, dimana letak stigma (kepala putik) dan benang sari tidak sama
jaraknyadapat mempengaruhi proses penyerbukan. Bunga yang mekarnya menghadap ke
atas dan benang sari yang letaknya lebih rendah daripada putik menyebabkan proses
penyerbukan sangat tergatung pada faktor luar. Faktor yang memungkinkan untuk
membantu dalam proses penyerbukan adalah serangga. Warna yang menarik
memungkinkan serangga untuk berkunjung lebih besar dan secara tidak langsung
serbuk sari akan menempel pada kaki serangga (Tjitrosoepomo, 2005). Organ
betina bunga bambang lanang terletak pada bagian atas bonggol dan organ jantan
pada bagian bawah. Posisi ini juga menyebabkan perlunya agen penyerbuk untuk
melakukan penyerbukan. Agen penyerbuk dapat berupa biotik (hewan serangga) atau
non-biotik (angin). Dalam hal ini, masih perlu dilakukan penelitian terkait
vektor penyerbuk pada bambang lanang.
Tulisan
ini merupakan ringkasan dari bagian artikel berjudul:"Perkembangan bunga
dam buah bambang lanang (Michelia champaca)"
Rustam, E., Pramono, A.A. dan Syamsuwida, D. 2014. Perkembangan bunga dam
buah bambang lanang (Michelia champaca). Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Vol 2.
No2. p.67-76.
Cara penulisan sitiran:
Silahkan baca juga Bunga bambang lanang (Michelia campaca)
0 komentar:
Posting Komentar