Struktur bunga saga
Tanaman A. pavonina termasuk tanaman hermaphrodites yaitu organ
reproduski jantan (putik/stylus) dan organ reproduksi betina (benang sari/stamen)
terdapat dalam satu bunga. Kelopak bunga berbentuk corong berwarna hijau pucat. Mahkota bunga (sepal/corolla) berwarna kuning berbentuk bintang yang berjumlah 4-5
helai.
Benang sari berjumlah
8-10
dengan tangkai benang sari (filament) panjang ± 1 cm berwarna kuning pucat. Kepala sari (anther) berwarna coklat muda. Struktur bunga A. pavonina selengkapnya disajikan pada Gambar 2.
Pada tanaman A. pavonina tata letak bunga betina (putik) lebih tinggi
dibandingkan bunga jantan (benang sari).
Perpanjangan putik tersebut merupakan salah satu mekanisme memperlancar
terjadinya outcossing, dengan cara menjauhkan
anther dan kepala putik pada tahap perkembangan
organ betina (Moncur dan Boland, 1989). Oleh
karena itu untuk proses penyerbukan diperlukan bantuan agen penyerbuk atau
polinator. Berdasarkan struktur bunga yang berbentuk malai dan jumlah bunga yang banyak serta
dengan bau dan warna mencolok, maka diduga polinator tanaman A. pavonina adalah serangga.
Tahapan perkembangan bunga-buah
Fase atau tahap pembentukan
bunga merupakan suatu tahapan perkembangan awal dari pembungaan pembuahan yang dimulai
dari terbentuknya tunas generatif atau tunas primordia bunga (apeks meristem reproduksi) hingga bunga mekar (anthesis). Secara
umum, tahapan perkembangan organ generatif A.
pavonina (bunga-buah) terbagi dalam 5 fase
yaitu (1) pembentukan bunga; (2)
penyerbukan dan pembentukan buah/benih; (3) pertumbuhan
buah; (4) pemasakan buah/benih; dan
(5) penyebaran (dispersal). Hasil pengamatan terhadap perkembangan bunga-buah pada pohon A. pavonina mulai
dari bunga kuncup hingga terbentuknya buah (polong) masak dapat dilihat pada Tabel 2
dan Gambar 1 .
Tabel (Table) 2. Tahapan perkembangan pembungaan pembuahan pohon
A. pavonina (Developmental stages of flowering and fruiting of A. pavonina).
Fase
(Stages)
|
Kondisi Bunga-Buah
(Flower-fruit
condition)
|
Periode (hari)
(Days)
|
Pembentukan bunga
(Fruit formation)
|
Bunga
kuncup hingga bunga mekar
(Flower buds up to flower blooms)
|
13 (8 -12)
|
Penyerbukan dan Pembentukan buah/
benih (Pollination and seed formation)
|
Bunga mekar hingga polong kecil
(Flower blooms up to small pods)
|
12 (8 – 15)
|
Perkembangan buah
(Fruit development)
|
Polong kecil hingga polong berisi benih lunak
(Small pods up to pods containing soft seeds)
|
12 (10 – 14)
|
Perkembangan buah masak
(Seed maturation)
|
Polong berisi benih lunak hingga
berisi benih padat
(Pods containing soft seeds up to pods containing hard seeds)
|
9 (7 – 12)
|
Polong berisi benih padat
berwarna hijau hingga polong berwarna
hitam
(Green pods containing hard
seed up to black pods)
|
26
(21 – 30)
|
|
Penyebaran (Dispersal)
|
Polong hitam hingga polong pecah
(Black pods up to opened pods)
|
17 (15 - 21)
|
TOTAL
|
89 (69 - 104)
|
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa tunas bunga A. pavonina terletak
pada ketiak daun (axillary), berwarna hijau dengan panjang sekitar 0,1 - 0,2 cm.
Pada jenis tanaman ini tunas generatif muncul bersamaan dengan tunas
vegetatif atau tunas primordia daun (apeks
meristem vegetatif). Tunas bunga A. pavonina kemudian berkembang menjadi bunga kuncup yang berbentuk
bulir-bulir dan tersusun memanjang dalam satu rangkaian bunga yang disebut malai
(compound inflourescences). Jumlah
bunga kuncup dalam setiap malai berkisar 121 - 427 butir dengan panjang
malai 7 - 22 cm. Selanjutnya bunga
kuncup A. pavonina membesar yang
diikuti dengan pertambahan ukuran panjang malai serta perubahan warna kuncup
yang pada awalnya berwarna hijau
hingga akhirnya berwarna hijau kekuningan. Kuncup bunga yang membesar menandakan sedang
berlangsungnya proses pembentukan dan perkembangan ovari serta alat reproduksi
yaitu putik dan benang sari (Sedgley dan Griffin, 1989).
Bunga selanjutnya mekar (anthesis). Proses mekarnya bunga terjadi secara bertahap mulai dari pangkal menuju ke pucuk malai (bersifat acropetally). Jumlah bunga mekar dalam setiap malai berkisar antara 230 - 290 bunga. Bunga A. pavonina yang telah mekar berwarna kuning. Rata-rata waktu yang dibutuhkan hingga bunga A. pavonina mulai mekar adalah 13 hari.
Bunga selanjutnya mekar (anthesis). Proses mekarnya bunga terjadi secara bertahap mulai dari pangkal menuju ke pucuk malai (bersifat acropetally). Jumlah bunga mekar dalam setiap malai berkisar antara 230 - 290 bunga. Bunga A. pavonina yang telah mekar berwarna kuning. Rata-rata waktu yang dibutuhkan hingga bunga A. pavonina mulai mekar adalah 13 hari.
Fase penyerbukan dan pembentukan buah/benih dimulai sejak terjadi penyerbukan
atau menempelnya benang sari (pollen) pada kepala
putik (stigma). Bunga A.
pavonina yang telah terserbuki dapat
dibedakan dari mahkota bunganya yang berwarna orange. Proses perkembangan tersebut
terjadi selama 8 – 15 hari atau rata-rata 12 hari.
Setelah terjadi penyerbukan
maka dimulailah fase pertumbuhan
buah/benih. Buah A. pavonina berbentuk polong. Rata-rata ukuran panjang polong yang masih
kecil adalah 0,8 cm. Polong A. pavonina tumbuh dan berkembang hingga menjadi
polong yang berisi benih lunak, dan kemudian
berubah menjadi polong yang padat dan berwarna hijau segar. Setiap polong berisi 10-12 butir
biji. Periode waktu yang dibutuhkan selama fase ini
sangat panjang yaitu 47 hari (38 – 56 hari) karena
terjadinya proses pertumbuhan polong
mulai dari berukuran panjang 0,8 cm hingga akhirnya mencapai
panjang 15 - 20 cm dengan kondisi mulai belum berisi ovul atau benih hingga berisi benih padat. Kemudian polong yang berwarna hijau beransur-ansur berubah warna menjadi
hitam. Rata-rata waktu yang dibutuhkan
hingga menjadi polong berwarna hitam adalah 17 hari (15 – 21 hari).
Tahapan akhir dari proses perkembangan bunga buah saga
adalah fase penyebaran benih (dispersal). Tahapan
ini ditandainya dengan polong kering berwarna coklat kehitaman dan
pecah dengan sendirinya. Rata-rata waktu yang dibutuhkan dari polong utuh hingga
polong mulai pecah selama 17
hari. Sehingga waktu yang diperlukan dari
mulai terbentuknya kuncup bunga yang berbentuk bulir hingga polong pecah mencapai
69 – 104 hari atau sekitar 2 – 3,5 bulan dengan rata-rata 89 hari
atau sekitar 3 bulan.
(oleh Kurniawati Purwaka Putri dan
Agus Astho Pramono)
Tulisan ini merupakan ringkasan dari bagian artikel berjudul: Perkembangan
bunga, buah dan Keberhasilan reproduksi saga ( Adenanthera pavonina L.
)
Cara penulisan sitiran
(Citation):
Putri, K.P. dan Pramono, A.A. 2013. Perkembangan
bunga, buah dan Keberhasilan reproduksi saga ( Adenanthera pavonina L.
). Jurnal Hutan Tanaman. Vol 10. No 3. p147-157.
Silahkan baca artikel selengkapnya di: http://www.seedtechs.net/2016/01/fenologi-saga.html
Silahkan baca artikel selengkapnya di: http://www.seedtechs.net/2016/01/fenologi-saga.html
0 komentar:
Posting Komentar