Bambang lanang (Michelia campaca) merupakan
salah satu dari beberapa jenis tanaman hutan yang berdasarkan pemanfaatannya
digolongkan sebagai pohon penghasil kayu. Di Sumatera jenis bambang
lanang ini dijadikan unggulan daerah. Pemanfaatan yang berasal dari hutan alam
sudah sangat mempengaruhi ketersediaan jenis ini di alam. Pelestarian dan
pengembangan perlu dilakukan sehingga keberlangsungan populasi jenis bambang
lanang tetap terjaga. Pengenalan biologi reproduksi dari tanaman jenis ini
berperan dalam upaya konservasinya.
Silahkan baca juga Buah bambang lanang (Michelia campaca)
Struktur bunga
Bunga bambang
lanang merupakan bunga sempurna (hermaprodit) yaitu memiliki alat reproduksi
bunga (organ ♀ dan ♂) terletak dalam satu bunga. Saat bunga mekar
terlihat benang sari (organ ♀) berada pada dasar bunga sementara putik tersusun
secara spiral dalam bentuk bonggol sehingga
posisi putik lebih tinggi dari benang sari. Secara umum
bagian-bagiandari bunga bambang lanang tersusun menurut garis spiral
(Tjitrosoepomo,2005).Struktur
bunga seperti ini merupakan faktor pembatas dalam proses pembentukan buah/biji
yang dikenal sebagai dikogamy dimana posisi stigma (kepala putik) tidak
sejajar/berjauhan dengan posisi anther (penghasil polen).
Gambar
(Figure) 2. Organ reproduktif pada bunga
kuncup (A) dan bunga mekar(B)
(reproductive parts of shoot flower (A) and burst flower (B))
|
Posisi bunga
saat mekar, dimana letak stigma (kepala putik) dan benang sari tidak sama
jaraknyadapat mempengaruhi proses penyerbukan. Bunga yang mekarnya menghadap ke
atas dan benang sari yang letaknya lebih rendah daripada putik menyebabkan
proses penyerbukan sangat tergatung pada faktor luar. Faktor yang memungkinkan
untuk membantu dalam proses penyerbukan adalah serangga. Warna yang menarik
memungkinkan serangga untuk berkunjung lebih besar dan secara tidak langsung
serbuk sari akan menempel pada kaki serangga (Tjitrosoepomo, 2005). Organ
betina bunga bambang lanang terletak pada bagian atas bonggol dan organ jantan
pada bagian bawah. Posisi ini juga menyebabkan perlunya agen penyerbuk untuk
melakukan penyerbukan. Agen penyerbuk dapat berupa biotik (hewan serangga) atau
non-biotik (angin). Dalam hal ini, masih perlu dilakukan penelitian terkait
vektor penyerbuk pada bambang lanang.
Perkembangan bunga
Fenologi pembungaan atau proses pembungaan
merupakan tahap reproduksi yang sangat penting untuk memperoleh hasil akhir
yaitu biji (Ashari, 1998). Tahapan dalam pembungaan berupa induksi bunga
(evokasi), inisiasi bunga, perkembangan kuncup bunga menuju anthesis,
anthsesis, penyerbukan dan pembuahan serta perkembangan buah muda menuju
kemasakan buah dan biji (Elisa, 2004).
Pengamatan
perkembangan bunga dimulai dari munculnya tunas generatif pada ketiak daun (axyllary) berupa
benjolan kecil sampai bunga mekar. Tahapan perkembangan bunga dapat dilihat
pada gambar 1.
Gambar 1. Tahap-tahap perkembangan bunga (IDevelopment satge of flowering of bambang lanang) |
Proses perkembangan
bunga berlangsung selama kurang lebih 24 hari, dimulai dari munculnya kuncup
generatif pada ketiak daun. Selanjutnya kuncup generatif akan terus membesar
berwarna hijau dan kuncup kuning. Kuncup diselubungi oleh daun pelindung dengan
warna menyerupai warna tepala bunga. Setelah bunga hampir mekar daun pelindung
akan membuka atau membelah dan terakhir lepas seiring mekarnya bunga
Tulisan ini merupakan ringkasan dari bagian artikel berjudul:"Perkembangan bunga dam buah bambang lanang (Michelia champaca)"
Cara penulisan sitiran:
Rustam, E., Pramono, A.A. dan Syamsuwida, D. 2014. Perkembangan bunga dam buah bambang lanang (Michelia champaca). Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Vol 2. No2. p.67-76.
Silahkan baca juga Buah bambang lanang (Michelia campaca)